Energi Baru Terbarukan adalah energi yang bersumber dari alam dan secara berkesinambungan dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu waktu jutaan tahun layaknya energi berbasis fosil ataupun tenaga nuklir yang sangat berbahaya.
Sumber alam yang dimaksud dapat berasal dari matahari, panas bumi (geothermal),
angin, air (hydropower) dan berbagai bentuk dari biomassa. Sumber energi
tersebut tidak dapat habis dan dapat terus diperbarukan.
Salah satu bentuk energi terbarukan adalah Energi Solar tercipta dari
sinar matahari atau dari panas akibat penyinaran oleh sinar matahari.
Ada dua jenis energi solar yang dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan
untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia, yaitu solar thermal dan solar
photovoltaic. Solar thermal adalah energi panas yang diperoleh dari konversi
sinar matahari. Sedangkan pada solar photovoltaic yang terjadi adalah konversi
sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik dengan menggunakan sel
photovoltaic. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kelimpahan akan energi
solar dan dapat dimanfaatkan dengan baik.
Penetapan target bauran energi ini sendiri telah
disahkan dalam PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Dengan penggunaan tenaga surya bisa menjadi salah satu alternatif energi dimasa
kini yang akan berdampak positif terhadap akses masyarakat yang membutuhkan
energi secara adil dan merata.
Energi baru dan terbarukan ini pada saatnya juga akan digunakan untuk mencapai ketersediaan energi dan cadangan energi untuk kemandirian energi walaupun saat ini masih mengutamakan sumber daya migas untuk energi. Sehingga ketahanan energi dapat tercapai.
Pengembangan energi ramah lingkungan masih minim
di Indonesia. Padahal, potensi pemakaian energi baru terbarukan (EBT) sangat
tinggi. Khususnya sebagai pembangkit tenaga lisrik. Ini yang membuat PT Utomodeck
Metal Works menggandeng perusahaan asal Jepang yang memproduksi panel surya,
CBC group.
Manager Electronic Devices & Materials
Division CBC Co Ltd Katsuhiko Iwamoto mengatakan, Indonesia sebenarnya jauh
lebih unggul dibanding Jepang dalam hal asupan tenaga surya. “Meskipun di
Indonesia masih ada musim hujan, tapi tetap saja panas matahari di Indonesia
lebih bagus daripada di Jepang. Amat disayangkan kalau potensi energi ini tidak
digunakan,” katanya usai penandatanganan strategic partnership Senin
(2/5) di Surabaya.
CBC adalah grup perusahaan asal Jepang yang
bergerak di bidang manufaktur dan farmasi. CBC telah mengembangkan produk
industri solar cell sejak delapan tahun yang lalu. CBC sendiri fokus
dalam pengembangan EBT, mulai tenaga panas surya, angin dan air.
Direktur Pemasaran dan Produksi PT Utomodeck
Metal Works Anthony
Utomo menambahkan, pihaknya sengaja menggandeng CBC untuk diversifikasi
produk. Dia juga mengakui investasi EBT sangat tinggi di tanah air. Karena itu,
pihaknya menerapkan strategi pemberian intensif khusus bagi, perusahaan yang
menggunakan sistem solar
energy roof top. “Kami menggratiskan untuk pemasangan atap sistem solar
cell ini. Kita akan kontrak selama 20 tahun. Pemilik pabrik tinggal membayar
listrik ke kami dengan harga lebih murah dari PLN sekitar 3 sampai 5 persen,”
ujarnya. Karena itu, Utomodeck tidak hanya menggandeng CBC
dalam asistensi dan pemasaran produk namun, juga hal pembiayaan. CBC diharapkan
bisa membantu Utomodeck dalam hal jaringan institusi perbankan. “Untuk
pemasangan panel solar cell yang bisa menghasilkan 1 megawatt (MW) butuh
space sekitar 7 ribu meterpersegi. Investasinya sekitar Rp 20 miliar,” ucapnya.
Pada tahun ini, Utomodeck menargetkan bisa
memasang sistem solar energy roof top dengan kapasitas 5 MW.
“Proyeksinya di 10 pabrik,” tuturnya. (dio sumber:
https://www.jawapos.com/read/2016/05/02/26477/utomodeck-bidik-pasar-solar-cell-)
Regards,
Office Utomodeck Metal Works
Jl. Basuki Rahmat No. 149 Surabaya
031 545 1945 / HP: 081331382956 (wa)
Marketing: 0817 0349 5057 (Nenik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar