Tampilkan postingan dengan label inspiring. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label inspiring. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Desember 2017

Venue PON 2020

Bumi Cendrawasih Papua akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 mendatang. PON merupakan pesta olahraga nasional di Indonesia yang diadakan empat tahun sekali dan diikuti seluruh provinsi di Indonesia. Event nasional tersebut akan dilaksanakan di Jayapura, Kabupaten Jayapura, Timika, Biak, dan  Kabupaten Jayawijaya. Salah satu kota yang serius mempersiapkan diri adalah Kota Timika di Kabupaten Mimika. Akan ada 10 gedung olahraga yang ada di Timika untuk pelaksaan pertandingan beberapa cabang olahraga, seperti golf, atletik, bulu tangkis, dan rugby.


Jika dulu kita mengenal Timika karena PT. Freeport, kini saya akan mengenalkan Timika dengan Mimika Sport Complex (MSC) yang berdiri dilahan seluas 12.5 hektar, terletak di Jalan Charitas, Wanagon, Mimika Baru SP 2, Timika, Kabupaten Mimika. Lokasi Stadion Timika tidak jauh dari Bandara Internasional Timika Mozes Kilangin.

MSC terdiri dari beberapa bangunan, yaitu Stadion Indoor Mimika Sport Complex, desain dan bentuk bangunan yang indah dan atap yang modern yang diperuntukkan untuk cabang olahraga bulu tangkis, bola basket, dan voli dengan kapasitas dapat menampung 5.500 penonton umum dan 75 VIP. 



Stadion terbuka, yang memiliki lapangan sepak bola yang rumputnya merupakan rumput hidup dan bisa digulung yang didatangkan dari Swiss serta lintasan lari jarak pendek-menengah sepanjang 100 meter. Lapangan juga dapat dipakai untuk cabang atletik lempar lembing, tolak peluru, serta lompat jauh dengan kapasitas 3.500 penonton.


Tema pembangunan MSC ini mengangkat kearifan lokal yang menjadi ciri khas tanah Papua. Asrama yang didesain seperti rumah Honai dengan kapasitas 140 orang dan dilengkapi dengan area fitness. Atap pada salah satu tribun lapangan outdoor didesain menyerupai sayap ikan Pari, yang dikerjakan oleh PT. Utomodeck Metal Works produk atap U650 Radial yang menggunakan teknologi boltless seaming system, proses pemasangan tidak memerlukan baut.  Keunggulan produk atap tersebut yakni tidak ada resiko karat maupun kebocoran karena tidak dilakukan pelubangan pada atapnya. Biaya konstruksi juga lebih hemat karena jarak gordingnya lebar.







Regards,
Office Utomodeck Metal Works
Jl. Basuki Rahmat No. 149 Surabaya
031 545 1945 / HP: 081331382956 (wa) 
Marketing: 0817 0349 5057 (Nenik)

Minggu, 17 Desember 2017

Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) yang Memiliki Nilai Filosofi


Pernahkah Anda melintas di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat? Kalau pernah, pasti Anda pernah melihat Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) yang memiliki nilai filosofi dari facade Gedung MK 

Gedung MK yang terbuka tanpa pagar memang untuk melambangkan bahwa MK terbuka bagi masyarakat dari kalangan manapun yang ingin memperjuangkan hak konstitusionalnya. Lalu, sembilan pilar yang menyangga adalah mewakili Sembilan Hakim Konstitusi. 

Pembangunan Gedung MK dimulai sejak 17 Juni 2005 diputuskan berdasar kesepakatan para Hakim Konstitusi dan diwujudkan oleh Ir. Soprijanto. Bangunan ini dibagi menjadi dua bagian, podium dan menara. Podium yang terdiri dari 4 lantai bergaya klasik tampil sebagai gedung utama.. Sedangkan menaranya yang terdiri dari 16 lantai dibangun dengan gaya klasik modern tampak sebagai background podium. Kesembilan pilar yang berdiri kokoh di muka bangunan itu tidak hanya memberi kesan megah. Dengan desain arsitektur neo-klasik yang dipadukan dengan arsitektur modern. Pilar di depan Gedung MK juga merupakan representasi dari gaya arsitektur klasik. Jumlah pilar MK yang berjumlah sembilan (ganjil) yakni mewakili Sembilan Hakim Konstitusi yang menyangga MK selaku lembaga penegak Konstitusi.

Kubah MK didesain dengan nuansa klasik sesuai dengan arsitektur gedung lembaga peradilan pada umumnya di dunia. Kubah MK ini menggunakan Utomodeck: sistem shingles dengan TECUⓇ Patina yaitu tembaga yang dilapisi platina. Jenis coil ini sudah dilapisi proteksi permukaan secara menyeluruh yang menjamin perlindungan atap lebih tahan lama. Sistem shingles sendiri memiliki lipatan yang sudah di seaming dan didudukan sehingga terlihat datar. Dapat digunakan untuk desain atap kerucut, kubah/dome, limasan, dan lain-lain. Solusi atap untuk desain unik dan modern masa kini.







Regards,
Office Utomodeck Metal Works
Jl. Basuki Rahmat No. 149 Surabaya
031 545 1945 / HP: 081331382956 (wa) 
Marketing: 0817 0349 5057 (Nenik)

Da Vinci Tower - Jakarta

Gedung setinggi 177 meter (34 lantai) yang menempati lahan 100 ribu square feet di Jl. Jend. Sudirman Kav 12 ini memang sengaja hendak diciptakan suasana Eropa abad pertengahan

Dari 34 lantai yang ada, 12 lantai didesain sebagai galeri one stop shopping produk-produk Da Vinci Collection dan Da Vinci Presentation, sedangkan 22 lantai sisanya akan dijadikan 38 unit penthouse supermewah yang fully furnished. "Da Vinci Tower akan menjadi landmark baru di Jakarta. Keindahan arsitektur klasiknya, cerminan selera abadi Da Vinci, serta cerminan selera pribadi pengguna Da Vinci yang berkelas dan memiliki prestise tersendiri!," kata Tony dan Doris Phua, pasangan pemilik gedung ini.  

Beginilah Da Vinci Tower tampak dari luar, bagian kubah/dome pada atas gedung  menambah daya tarik gedungnya. Sekarang, kegunaan atap selain sebagai pelindung bangunan terhadap panas matahari dan hujan. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah penampilan estetika bangunan tersebut.  Jenis atap model yang digunakan pada Da Vinci Tower ini adalah Utomodeck: sistem shingles dengan TECUⓇ Patina yaitu tembaga yang dilapisi platina. Jenis coil ini sudah dilapisi proteksi permukaan secara menyeluruh yang menjamin perlindungan atap lebih tahan lama. Sistem shingles sendiri memiliki lipatan yang sudah di seaming dan didudukan sehingga terlihat datar.  dapat digunakan untuk design atap kerucut, kubah/dome, limasan dan lain-lain. Solusi atap untuk design unik dan modern masa kini. 







Regards,
Office Utomodeck Metal Works
Jl. Basuki Rahmat No. 149 Surabaya
031 545 1945 / HP: 081331382956 (wa) 
Marketing: 0817 0349 5057 (Nenik) 

Taman Ismail Marzuki (TIM) - Jakarta

Apa yang terbayang pertama saat mendengar 'Ibu Kota Jakarta'? Macet, Polusi, Gedung tinggi, banjir. Namun menariknya, Jakarta tetap memiliki daya pikat bagi setiap orang.

Apakah kamu sedang ada di Jakarta dan ingin liburan diisi dengan pengetahuan tentang seni dan budaya? saya akan merekomendasikan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai salah satu alternatif bagi kamu. Berawal dari rumah tinggal, menjadi kebun binatang lalu disulap menjadi tempat seniman bertukar pikiran.

Apa yang bisa kamu lakukan/kamu dapat disana? Berikut adalah beberapa aktivitas yang bisa dilakukan saat kamu berkunjung ke TIM yang ada di Jalan Cikini Raya No 73, Jakarta Pusat ini. 

Menonton Pertunjukkan Musik, Opera, Teater, dan Tari. Sebagai markas bagi banyak seniman, kawasan TIM memang dikhususkan bagi banyak pementasan seni, baik seni tari maupun teater


Beginilah penampakan dari Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki. Dari depan sudah tampak menarik gedungnya. Perhatikan bagian atapnya! Kegunaan atap selain sebagai pelindung bangunan terhadap panas matahari dan hujan. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah penampilan estetika bangunan tersebut.  Jenis atap model yang digunakan di Taman Ismail Marzuki ini adalah Utomodeck: sistem shingles dengan TECUⓇ Patina yaitu tembaga yang dilapisi platina. Jenis coil ini sudah dilapisi proteksi permukaan secara menyeluruh yang menjamin perlindungan atap lebih tahan lama. Sistem shingles sendiri memiliki lipatan yang sudah di seaming dan didudukan sehingga terlihat datar.  dapat digunakan untuk design atap kerucut, kubah/dome, limasan dan lain-lain. Solusi atap untuk design unik dan modern masa kini. 

Kemudian hal lain yang bisa dilakukan adalah menonton Film di Bioskop, TIM juga dilengkapi dengan bioskop Kineforum, yaitu komunitas film yang kerap memutar film-film pendek dalam dan luar negeri. bioskop Kineforum biasanya tidak dikenakan biaya, hanya saja penonton diharapkan memberikan sumbangan sukarela

Mengunjungi Perpustakaan Daerah DKI, Perpusda DKI berada di dalam kompleks TIM. Selain memiliki ribuan koleksi buku, gedung perpustakaan ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik, seperti salah satunya “ATM buku”, yang memungkinkan Anda mengembalikan buku dengan cara modern tanpa bantuan petugas perpus.

Berkunjung ke Warung Buku Jose Rizal, di sudut Graha Bhakti Budaya terdapat warung buku dengan koleksinya yang lengkap. Tak hanya buku baru, warung buku milik Jose Rizal Manua ini juga menjual berbagai buku-buku lama dan langka.  

mampir Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, PDS HB Jassin adalah pusat dokumentasi sastra yang diyakini terbesar di Asia Tenggara. Memiliki ribuan naskah sastra, baik dari dalam maupun luar negeri. Tak hanya itu, PDS HB Jassin juga menyimpan tulisan tangan asli dari banyak pengarang hebat tanah air. Selain itu, PDS HB Jassin juga menyimpan berbagai dokumentasi sastra lainnya dalam bentuk kaset, guntingan pers, film, dan bahkan lukisan

Melihat Pameran Seni Rupa. Bangunan Galeri Cipta I, II, dan III di kompleks TIM memang difungsikan bagi para seniman untuk memamerkan hasil karya mereka, khususnya karya seni rupa.







Regards,
Office Utomodeck Metal Works
Jl. Basuki Rahmat No. 149 Surabaya
031 545 1945 / HP: 081331382956 (wa) 
Marketing: 0817 0349 5057 (Nenik) 


Kamis, 14 Desember 2017

Inspiring People of The Day

Penggagas Atap Tanpa Sambungan

PT. Utomodeck Metal Works (Utomodeck) nyaris gulung tikar setelah puluhan tahun berdiri. Pemilik sekaligus pendirinya, Darmawan Utomo, memberi titah kepada sang anak, Anthony Utomo untuk menyelamatkan kapal bisnis atap. Bagaimanapun caranya.

Saat bergabung pada 2010 lalu, sang putra mahkota melihat ada yang salah di internal perusahaan. Sudah 40 tahun berdiri, pangsa pasar masih kecil. Padahal, pasarnya besar. Nilai penjualan hanya Rp 25 miliar, lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan Rp 28 miliar pertahun. Setelah dievaluasi, ternyata Utomodeck tidak memiliki unique selling. “Produk kami juga tertinggal dari produk genteng lain. Pasar sudah banyak berubah, namun kami tidak bisa beradaptasi,” katanya.

Pria yang kini menjabat Direktur Operasional dan Pemasaran ini memutuskan melakukan inovasi. Yakni kustomisasi atap dan atap sambungan dengan menggarap segmen proyek atau business to business (B2B). Apalagi, tipikal bangunan sekarang adalah luas, lebar, bentuk doom dan tidak ada sambungan. Perusahaan pun beralih dari trader ke solution provider. “Meski pasar saat itu belum terlalu besar, gross margin mencapai 25-30%, dua kali lipat dari pesaing. Untuk kustomisasi atap, kami yang menjadi leader,” katanya.

Hasilnya, cukup sukses mengingat belum ada pemain sejenis di pasaran. Pasarnya dominan adalah industri yakni 80% dan sisanya adalah perumahan. Setelah itu, rata-rata omset perseroan tumbuh dua kali lipat, yang sebagian besar disumbang kustomisasi atap dan atap tanpa sambungan. Adapun market shari sekitar 3.000 ton perbulan atau sekitar 10% dari total pasar.

Kami leading di pasar atap tanpa sambungan sekian puluh meter. Pelanggan yang besar-besar seperti Freeport, Petrokimia Gresik, dan Juanda International Airport T-2. Dengan berbekal 80 mesin, tiap bulan perseroan menggarap sekitar 20 proyek.

Lulusan Bachelor of Arts, Business Administration, Central Washington University, Amerika Serikat ini terus meningkatkan level layanan sebagai bentuk value creation. Ia juga jeli menyiasati inovasi sesuai harga yang ditetapkan pelanggan untuk proyek pemerintah maupun swasta. Pembuatan atap pun bisa dilaksanakan di lokasi proyek.

“Jika penggunaan atap yang potongan, kami yang harus menanggung jika terjadi overlap. Dengan inovasi ini, pasar transportasi sebesar 10-12 persen bisa kami tekan. Secara harga, sepanjang specs bisa diikuti maka dapat harga pun mengikuti,” ujar mantan General Manager PT Balai Lelang Tunjungan sejak 2008 ini.

Pada pertengahan tahun 2015, Utomodeck membuka ritel untuk lebih mendekati konsumen. Perusahaan akan mengirim barang ke franchise kemudian franchise mengirim ke toko-toko ritel tersebut. Wilayah yang dibidik adalah Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Timur. (Reportase: Tiffany Diahnisa http://swa.co.id/swa/business-strategy/anthony-utomo-penggagas-atap-tanpa-sambungan)